Minggu, 01 November 2015

HARGA RASKIN TEMBUS HINGGA Rp ; 90 RIBU PER KARUNG DIJUAL DI KECAMATAN SIBERUT BARAT

Simalegi,(Sikerei News) - Pendistribuasian Beras Miskin (Raskin) di tiga Desa Kecamatan Siberut Barat sebanyak 61 ton, menimbulkan kemelut di tengah-tengah masyarakat. Warga sana mengeluh mulai dari persoalan harga hingga pada sistem distribusi.yang terindikasi bermasalah.

Persoalan awal yang ditemui masyarakat adalah masalah harga di titik distribusi yang ditetapkan panitia bekerja sama denga pihak Kecamatan, sebesar Rp.37 ribu per karung. Padahal warga mengaku sebelumnya mereka sudah mendapat kabar dari beberapa orang panitia bahwa harga raskin Cuma Rp.26 ribu per karung.di titik titik restribusi,

Akan tetapi kesepakatan yang sudah final itu, di langar oleh oknum oknum pemerintah kecamatan Siberut Barat dan Desa. Warga keberatan panitia mengambil untung dari penjualan raskin sampai dengan Rp.13 ribu per karung, atau Rp.52 juta per 61 ton. Sebab warga membeli langsung di titik distribusi awal, yakni di aula kantor camat Siberut Barat. Artinya panitia hanya butuh biaya konsumsi bukan keuntungan lebih yang membuat masyarakat di bantai seperti ini.

“Tidak seharusnya panitia mengambil untung hingga Rp.13 ribu per karung. Sebab raskin itu hak nya masyarakat miskin, bukan untuk dijadikan bisnis oleh siapapun termasuk oknum pemerintah,” kata Afrinta salah satu warga Betaet Utara.dan ia, memintak kepada aparat penegak hukum di Kabupaten Kepulauan Mentawai agar menindak oknum oknum yang menindas rakyat di Kecamatan Siberut Barat.

Selain itu, warga juga kecewa dengan sistem distribusi raskin yang tidak merata. Keterangan dari Germa Kepala Dusun Tengah Barat, masyarakat Tengah yang terdiri dari 2 Dusun dan masyarakat Muara yang juga terdiri dari 2 Dusun, tidak ada satu KK pun yang mendapat jatah raskin.karena sudah di tilep oleh oknum oknum tersebut.

“Kami sangat kecewa, pada saat kami datang ke Betaet 2 hari setelah buka distribusi, tidak ada lagi beras yang tersisa. Padahal kami yang berada di kampung jauh dari pusat kecamatan, sebelumnya sudah mendapat kabar bahwa pendistribusian raskin akan dilakukan dalam jangka waktu 5 hari,” keluh Germa.

Masyarakat dari ke empat Dusun tersebut, termasuk sebagian besar masyarakat di Dusun Sakaladhat dan Sute’uleu, merasa sangat kecewa seolah-olah telah di abaikan oleh pemerintah Desa maupun Kecamatan.yang begitu berani menghilangkan hak rakyat miskin.

“Kami sangat kecewa dengan kebijakan Camat sebagai kepala wilayah di sini. Ternyata Camat tidak meperdulikan masyarakat miskin seperti kami,” ucap Kardinal salah satu warga Tengah Barat.

Dampak dari tidak dapatnya jatah raskin di beberapa Dusun tersebut, membuat sebagian warganya terpaksa harus membeli beras kepada warga lain dengan harga bervariasi mulai dari Rp.45 ribu hingga Rp.90 ribu per karung.dengan ke adaan yang sangat terpaksa.

“Saya sempat mebeli beras 1 karung dari salah satu warga, dengan harga Rp.90 ribu per karung,” ujar Salatiel salah satu warga Tengah.dengan merasa tecewa. 

Sementara itu Martinus, Kepala Dusun Betaet Selatan yang juga terlibat sebagai panitia raskin, mengatakan,saat di kompermasi (9/10) yang lalu mengakui, bahwa masih ada warganya yang tidak mendapat raskin karena terkecoh dengan pengumuman panitia mengenai tenggang waktu pendistribusian.yang di buat oleh panitia,

 Malah ada Warga yang tidak mendapatkan beras. Sebenarnya itu memang bukan semata kelalaian warga, sebab awal nya kami sebagai panitia sudah mengumumkan bahwa pendistribusian raskin dilakukan selama 5 hari, namun kenyataan nya masih 3 hari berjalan beras sudah di lelang bebas,” ungkap Martinus.

Hal itu juga dibenarkan oleh Bruno Tasiritubui, anggota BPD Simalegi perwakilan Betaet Selatan. Bruno mengatakan, sepanjang pendistribusian raskin yang pernah terjadi di Kecamatan Siberut Barat, tahun 2015 ini merupakan kejadian paling buruk.yang membuat masyarakat ribut.

“Ini kejadian yang sangat memprihatinkan. Raskin seolah-olah dijadikan bisnis oleh panitia. Jangan kan Dusun lain yang berada jauh dari pusat Desa, yang berkedudukan di pusat kecamatan saja masih ada warga yang tidak kebagian beras karena di jual bebas,” kata Bruno mengeluhkan.perbuatan oknum oknum di kecamatan.

Linus Taelagat, salah satu panitia raskin mengakui, bahwa penjualan raskin sempat berjalan tertib selama dua hari, namun masuk hari ke tiga penjualan tidak terkontrol lagi. Menurut Linus, penjualan secara liar berawal sejak datang nya warga simatalu membeli beras dalam jumlah banyak.

Suru Ogok salah satu warga Betaet Utara, kepada wartawan, mengatakan, bahwa di hari pertama dia sempat membeli 3 karung beras dan panitia mengatakan kepada nya bahwa beras akan  boleh di beli lagi setelah 5 hari kedepan. Namun masih hari ke tiga dia mendapat kabar bahwa beras sudah habis di lelang.

“Saya sangat kecewa. Padahal panitia sudah mengumumkan bahwa penjualan raskin dilakukan selama 5 hari. Namun kenyataannya masih 3 hari berjalan, ternyata beras sudah dilelang dan saya tidak mengetahui nya, sehingga saya tidak sempat membeli,” kata Suru Ogok.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Rakhim salah satu warga Betaet yang memiliki hambatan penglihatan. “Bahkan mereka sampai tidak ingat bahwa ada warga mereka yang buta seperti saya yang membutuhkan perhatian dan pertolongan. Apa salahnya mereka memberitahu bahwa beras akan dijual bebas, setidaknya saya masih bisa beli 1 karung lagi,” ungkap Rakhim.benar benar tidak punya hati.ujarnya.

Dibalik keluhan masyarakat Kecamatan Siberut Barat tersebut, mereka berharap agar kedepannya pendistribusian raskin dapat berjalan dengan baik dan lebih teratur, agar semua masyarakat Siberut Barat mendapat kesempatan untuk membeli beras tersebut.
    
Pantauan wartawan, selama proses penjualan raskin tersebut, Camat Siberut Barat, Lucianus Taelagat tidak Berada di tempat seolah olah tidak tahu, namun sebelumnya Lucianus mengakui telah mengetahui keputusan harga raskin meskipun waktu itu tidak diumumkan kepada masyarakat.alias sembinyi sembuyi,(heri)


 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar