Mentawai- Kemampuan
membaca merupakan keterampilan hidup yang penting untuk menjamin keberhasilan
setiap orang. Agar terampil dalam membaca, apalagi siswa perlu diberi banyak
kesempatan untuk membaca buku yang relevan, dalam hal isi maupun tingkat
kemampuan membacanya.yang baik.kata wakil Bupati Mentawai.Rijel Samaloisa saat
membuka acara perpustakaan Kabupaten Mentawai. di Aula Kantor Bupati. (30/11/2015)
“Kegiatan membaca akan lebih
efektif, bila dilaksanakan di dalam dan di luar jam pelajaran. Anak perlu
batuan guru dan orang tua dalam membaca teks, membahas, dan memahami isi
bacaan,” ujar Kepala Bappeda Kabupaten
Kepulauan Mentawai, Naslindo Sirait saat menjadi nara sumber bagi peserta “Membangun
Jaringan Kerja Sama Perpustakaan Melalui Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di
Aula Kantor Bupati Mentawai.”karena ia, mengatakan kita sangat jauh tertingal
dari negara Malaysia dan Viatnam..
Dijelaskan, untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca pihak Perpustakaan Kabupaten Mentawai bekerja
sama dengan (IPI) Propinsi Sumatera Barat,di ketuai oleh Drs Arwendria
S,I,P.M.Si. Yendri Buharman S. Hum. yang juga di hadiri oleh ketua IPI Kabupaten
Mentawai.Kortanius sabalekakek memberikan pelatihan penggunaan buku berjenjang
bagi para PNS, Masyarakat dan guru. Selanjutnya para guru yang telah
mendapatkan pelatihan akan mengimplementasikan penggunaan buku berjenjang di
kelasnya masing-masing.
Buku bacaan berjenjang sendiri
dibagi dalam enam tingkatan sesuai dengan jenjang kesulitan, mulai dari yang
sederhana untuk anak yang baru belajar membaca, sampai yang kesulitannya
semakin tinggi untuk anak yang sudah lancar membaca.juga bagi Masyarakat dan
PNS.
“Masing-masing jenjang ditandai
warna sampul buku yang berbeda. Ragam buku tersebut juga dilengkapi dengan buku
besar untuk membaca bersama dan diharapkan tidak habis dalam sekali baca,”
jelasnya.
Mutia Sitorus, yang merupakan kepala
perpustakaan Kabupaten Kepulauan Mentawai, sudah mempraktikkan penggunaan buku
berjenjang untuk semua kelas. Walaupun sudah mempraktikkan sewaktu TOT,
ternyata banyak hal menarik yang dia alami ketika mempraktikkannya langsung ke
kelas. Dan PNS ,masyarakat Dia harus memetakan ulang kemampuan membaca untuk siswa
dengan teknik 5 jari. Kemudian membaca bersama dan menarik perhatian siswa
untuk aktif semua.
“Setelah membaca bersama
dilakukan, siswa yang kurang mampu dalam membaca akan dikelompokkan bersama
siswa yang memiliki kemampuan yang sama. Di dalam kelas terdapat dua atau lebih
kelompok siswa yang kemampuan membacanya berbeda. Guru memilih dan memperkenalkan
buku baru serta membimbing setiap siswa dalam membaca dan memahami isinya.
Melalui pendekatan membaca terbimbing ini, kebutuhan individu siswa dapat dipenuhi,”
tandas Mutiara.(heri)